Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) merupakan wadah untuk mengemukakan ide ataupun inovasi kreatif terhadap suatu permasalahan. LKTI berbentuk kajian ilmiah sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga nantinya Penulis akan menguraikan dalam satu rangkaian sub pembahasan yang lebih terstruktur.
Apabila mahasiswa tertarik untuk mengikuti LKTI Nasional, maka perwakilan dari Fakultas Hukum UGM, dapat menjadi tim independen atau tim hasil seleksi LSO FPPH Palapa (Forum Penelitian dan Penulisan). Tim independen biasanya mengikuti LKTI yang tidak di oprec oleh Palapa maupun apabila Palapa mengizinkan penambahan tim diluar dari tim hasil seleksi, selama tidak ditemukan pembatasan pendaftaran tim oleh penyelenggara lomba.
Kisah mahasiswa part 2 ini akan membawa pembaca terhadap lika-liku Penulis mengikuti LKTI, yang akan dibagi berdasarkan periode waktu tertentu. Akan tetapi, cerita ini akan dibagi menjadi beberapa part dikarenakan total KTI yang Penulis ikuti sejumlah 15 macam Kompetisi Karya Tulis Ilmiah:
1. Polfair 2018 (Politics Fair) yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Indonesia. Polfair 2018 mengusung tema "Pemilu Serentak". Polfair dapat dikuti oleh seluruh mahasiswa se-Indonesia, dari fakultas dan jurusan apapun. Pendaftaran dibuka pada bulan Juli dan apabila sampai ke tahap final maka akan berlangsung hingga bulan November. Kami lolos sampai ke babak final, sehingga harus mempresentasikan karya ilmiah yang dikemas ke bentuk power point. Terdapat 4 universitas yang lolos ke babak final, antara lain: UNPAD (Ilmu Komunikasi), UGM 1 (Fakultas Hukum), UGM 2 (Ilmu Politik), UGM 3 (Ilmu Pemerintahan).
Namun, Penulis beserta tim tidak menjuarai bidang lomba kali ini. Beberapa kritik yang didapatkan dari dewan juri, kurang lebih dikarenakan kami belum mampu membuktikan bagaimana presidential threshold memberikan peluang adanya politik identitas yang terjadi dalam partai politik koalisi. Delegasi lain membawa topik yang menarik dan ringan kajiannya, seperti halnya UNPAD membawakan "Post-Islamisme yang dibawakan oleh Calon Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno melalui Akun Instagram", UGM 2 "Analisis Minat Pemilih Terhadap Pemilu di Wilayah Tangerang Selatan".
Rekan Penulis : Kak Melodia (2016) & Anggun Panggabean (2017) |
2. Parahyangan Legal Competition 2019 (PLC), Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum (HMPSIH) Universitas Katolik Parahyangan. PLC diadakan untuk mahasiswa fakultas hukum seluruh Indonesia, dengan mengusung tema "Pancasila Sebagai Norma Kritik Terhadap Pengembangan Hukum Indonesia". Dari 5 sub tema yang disediakan oleh panitia, kami memilih sub tema Tinjauan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dan Keadilan Bagi Pemerintah Daerah dan Masyarakat Daerah dalam Perjanjian Kontrak Karya. Penulis mengikuti PLC di bawah naungan Palapa. Penulis ditemani oleh Novia (2018) dalam mengikuti lomba ini. Palapa menyediakan kesempatan untuk delegasi berdiskusi dengan senior, serta mengkoreksi penulisan yang dilihat berdasarkan progress per timeline.
Sangat disayangkan, kami belum mendapatkan kesempatan untuk lolos ke babak final, dimana finalis yang dipilih sejumlah 5 delegasi. Kekurangan selama menyusun draft ini adalah kami menghiraukan timeline yang disediakan oleh palapa, sehingga kurang maksimal baik dalam hal melakukan riset, menulis, serta membaca referensi. Cakupan pembahasan yang dihasilkan dalam KTI yang kami susun sangat luas dan kompleks, artinya tidak ditemukan fokus permasalahan hukum yang diangkat oleh Penulis. Berkas juga disusun hanya dalam waktu seminggu, bahkan terburu-buru memeriksa kelengkapan formiil hingga hari H pengumpulan.
Pendaftaran PLC dibuka mulai bulan Desember 2018. Babak Final diadakan di bulan April 2019. |
3. Chronicle 2019 menjadi agenda tahunan yang diprakrasai oleh Korps Mahasiswa Bea dan Cukai PKN STAN. Chronicle memiliki beberapa ajang lomba diantaranya cinematography, LKTI dan lari marathon. Tema yang diangkat untuk LKTI "Digital Trading: Unleash The Next Level of Economic Growth", dengan 6 subtema yang ada, Penulis memilih subtema "Optimalisasi UMKM dalam Perdagangan Internasional Melalui Digital Trade".
Penulis beserta rekan kerja mengalami kesulitan dalam menyusun draft KTI ini. Hal ini disebabkan karena waktu pengerjaan berlangsung selama libur semester, sehingga sulit koordinasi antara satu sama lain. Efektivitas sangat tidak dicerminkan dalam masa pemberkasan, sebab kami cenderung membuang waktu tanpa melakukan apa-apa. Alhasil, kami menyusun draft hanya 1 minggu. Keberhasilan kami juga tidak luput dari seorang senior yang sangat berjasa dalam membagikan ilmu, sebagaimana materinya serupa dalam skripsinya, yakni : Kak Desy Sinaga (2015).
Teammate: Kak Givenia (2016) |
Event Chronicle Mei 2019 s.d September 2019 |
Topik tersebut dikaji dengan melihat perkembangan UMKM di Indonesia dalam bidang pendanaan (perolehan kredit dari bank). Timbulnya masalah asimetri informasi antara bank dan UMKM yang mengajukan kredit. Beberapa UMKM juga masih belum memiliki pembukuan yang baik. Oleh karena itu, Pemerintah, melalui Kemenkop dan UKM dan Kementerian Keuangan menjalankan berbagai macam program dengan tujuan membantu UMKM dalam mengakses sumber pendanaan (melalui financial technology peer to peer lending). Namun, apakah P2P mampu mendorong UMKM Indonesia menembus pasar global?
4. Pekan Hukum Fakultas Hukum Atmajaya Yogyakarta (Penyelenggaraan Juni s.d September 2019). BEM FH UAJY menyelenggarakan kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian dan tanggap terhadap inovasi serta kreatifitas seluruh mahasiswa/i hukum di Indonesia atas bagaimana bersinergi untuk membangun negeri. Ada sejumlah 4 subtema yang disediakan oleh Panitia, antara lain: ekonomi, sosial, politik dan hukum. Penulis mengambil subtema ekonomi "Sinergitas Pembangunan Nasional Antara Pusat dan Derah untuk Mencapai Pemerataan Bangsa."
Kami memfokuskan kepada perencanaan pembangunan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan dan Pemabngunan Nasional. Beberapa kajian permasalahan diantaranya, bentuk sinkronisasi dalam bidang perencanaan dan penganggaran guna membentuk sinergi pusat dan daerah,
terjadinya dualisme antara UU SPPN dengan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, adanya perbedaan perencanaan pembangunan di pusat dan di
daerah sehingga musrembang tidak berhasil dengan baik, ketidaksesuaian terhadap
dokumen perencanaan yang disebabkan adanya periodesasi RPJMD dan RPJMN yang
tidak selaras dikarenakan perbedaan periode Pemilihan Kepala Daerah dan
Pemilihan Presiden.
Streamlining system (sebagai inovasi ala-ala), diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja
yang ada sehingga pembangunan dapat berjalan lancar serta juga diharapkan akan
mengoptimalkan aturan pada UU SPPN. Kemudian juga dapat diterapkan Controlling & Monitoring Managed sebagai pengawasan secara
preventif. Pencegahan terhadap penyimpangan dini
sehingga tidak menerapkan sistem pengawasan post audit, dimana penyimpangan baru
diketahui setelah terjadi dan perbaikannya dilakukan untuk masa yang akan
datang.
Rekan-rekan penulis, yaitu Jodi Hutagalung (2017) dan Thalitha Athhiya (2017) merupakan rekan yang luar biasa. Kami memulai pemberkasan dengan sangat tidak niat. Kami hanya bermodalkan koordinasi via chat whatsapp, bahkan yang lebih parahnya adalah berkas baru difinalisasi di hari H pengumpulan (tanpa review), dan Jodi baru bangun pukul 21.00 sementara hardcopy sudah harus diterima oleh Panitia pukul 23.59 di lokasi.
5. Semnasos (Seminar Nasional Sosiologi) 2019, Fakultas Ilmu Sosial Politik, Jurusan Sosiologi, Universitas Airlangga. Semnasos adalah lombai esai yang diadakan oleh Mahasiswa Departemen Sosiologi UNAIR. Kegiatan ini merupakan kegiatan perdana (penyelenggaraan Agustus s.d September 2019), mengangkat tema "Mahasiswa Sebagai Agen Penggerak Nilai Multikulturalisme Dalam Masyarakat".
Penulis sangat bersyukur dapat memperoleh Juara I dalam kompetisi ini. Sejumlah 8 universitas yang berhasil lolos ke babak final merupakan finalis yang tentunya tidak kalah hebat. Kajian sosial tentunya tidak akan lepas dari kajian hukum, sehingga tidaklah sulit untuk Penulis menggambarkan kedua aspek kajian tersebut di dalam karya ilmiah. Pada saat sesi tanya jawab, kami diberikan waktu 10 menit. Kami kira kami tidak akan mampu menjawab pertanyaan juri yang dilatar belakangi dari jurusan sosilogi, namun ternyata kami hanya diberikan masukan terhadap mekanisme penulisan.
Septi Coinstatia (2017) |
Note: Tujuan kami mengikuti lomba ini, agar bisa liburan sekaligus jajakan kuliner di Surabaya :) |
Postingan mengenai review karya tulis ilmiah yang pernah Penulis ikuti tentunya masih akan terus berlanjut, teman-teman. Semoga harinya menyenangkan :)
Komentar
Posting Komentar